Pages

Selasa, 16 Oktober 2018

Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Di Desa Jejangkit Barito Kuala

Posted by at 22.08


Mahasiswa Pendidikan Ilmu Komputer ikut serta dalam kegiatan penanaman bibit dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (16/10). Pagi buta saya sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus FKIP ULM. Karena saya diamanahkan menjadi Koordinator Lapangan memimpin Mahasiswa yang ikut serta dari Prodi PILKOM. Ada penampakan yang berbeda dari prodi lain, pukul 06.00 Wita Mahasiswa PILKOM yang ikut serta dikumpulkan di depan R.25 untuk diberi pengarahan terlebih dahulu oleh Bapak Dr. Harja Santanapurba, M.Kom. Beliau mengatakan untuk berhati-hati dijalan menuju Desa Jejangkit karena yang dilewati adalah Hutan dan Persawahan. Mahasiswa diharapkan telah membawa bekal makanan dan minuman sesuai dengan instruksi beliau satu hari sebelumnya. 

Matahari sudah sepenuhnya terbit dan waktu telah menunjukkan pukul 06.30 Wita. Tiba saatnya 48 Mahasiswa PILKOM bersiap-siap berkumpul di samping rektorat menunggu instruksi dari pihak panitia. Saya berboncengan dengan Muhammad Milky, kami sebagai pemimpin rombongan terdepan, sedangkan Yuda Chairul Nanda Sibuea sebagai penanggungjawab rombongan paling  belakang sambil mengawasi jika terjadi sesuatu dengan rombongan. 

Sekitar 07.30 Wita barulah ribuan Mahasiswa ULM melakukan konvoi besar-besaran disepanjang Jl. Brigjen Hasan Basri. Seluruh jalan menguning dan mengakibatkan kemacetan dibeberapa titik. Karena beberapa kendaraan lupa mengisi bensin maka rombongan PILKOM berhenti di SPBU Kayu Tangi ujung Banjarmasin Utara. Banyaknya antrian mahasiswa lain yang ikut mengantri membuat pengisian terbilang lama. Belasan menit kemudian barulah konvoi PILKOM kembali bergabung dengan kloter terakhir keberangkatan ke Desa Jejangkit. 


Sesampainya di jalan Trans Kalimantan menuju arah Kota Marabahan, rombongan bertemu dengan Bapak Nuruddin Wiranda, M.Kom., M.Cs. yang telah dulu menuju tempat acara. Konvoi kemudian memasuki kawasan HPS banyaknya hamparan sawah menghijau tanpa batas. Angin bertiup kencang nan sejuk menyambut kedatangan rombongan kami. Jalan yang diakses cukup terjal karena jalan masih dihampar bebatuan kecil yang akan segera diaspal. 

Konvoi sering terhenti, bukan karena jalan yang tidak terlalu lebar namun rombongan dari berbagai prodi ikut datang. Jalanan menjadi terhenti sekitar 10-15 menit dan akhirnya bisa jalan kembali. Kurang lebih 1 jam 20 menit untuk bisa mengakses tempat acara. Parkir yang dipenuhi ribuan kendaraan membuat kami memarkiran motor sekitar 2 Km dari tempat acara. Kami berjalan sejauh itu tak menyurutkan semangat kami. Ribuan jas almamater menguning dari kejauhan diantara kehijauan sawah menghampar.

Tak lama berjalan kami sampai ditempat acara. Banyaknya mahasiswa yang berada di jalan dan persawahan yang menjadi tempat menanamnya bibit padi tak terbendung jumlahnya. Beberapa saat kami duduk untuk beristirahat dan melakukan sesi foto sambil menunggu orang-orang selesai melakukan sesi penanaman. Sekitar 30 menit orang-orang telah meninggalkan tempat dan kami langsung bersiap-siap untuk menyeburkan diri ke dalam sawah yang sudah dipetakan menurut Fakultasnya masing-masing.

Ini adalah pengalaman pertama saya terjun langsung menginjakkan kaki di sawah. Kaki yang bersentuhan langsung dengan lumpur masih teringat dibenak saya sampai saat ini. Bibit yang berupa biji-bijian terdapat didalam karung yang telah disediakan dipinggir sawah. Beberapa mahasiswa PILKOM ada yang mencoba belajar menanam, ada yang bermain-main, ada juga yang hanya melakukan swafoto bersama teman-temannya. Kegiatan tersebut hanya berselang waktu 15-20 menit karena matahari terik sudah terlalu tinggi untuk membakar siapa saja yang disinarinya. 



Kami langsung membersihkan kaki dan tangan yang kotor akibat lumpur di aliran air sungai buatan atau irigasi didekatnya. Tak sedikit Mahasiswa PILKOM yang langsung menyeburkan diri bulat-bulat ke dalam air, meskipun mereka tak membawa pakaian ganti. Pukul 12.10 Wita kami beranjak untuk kembali ke Parkiran yang jaraknya berasa tambah jauh karena tubuh sudah kelelahan ditambah panas menyengat membakar tubuh.

Saat diperjalanan terdapat himbauan untuk mengubah jalan keluar, jalan yang kami lewati tadi berubah menjadi satu arah karena ada petinggi pemerintah yang akan lewat. Jalan alternatif ini ternyata menjadi sangat jauh dari dugaan saya, karena jalan keluarnya berada di Rantau Bedauh dekat penyeberangan Feri Sungai Gampa. Sekitar pukul 13.30 kami sampai dengan selamat di kampus FKIP ULM. 

Itulah pengalaman luar biasa yang tidak terulang dua kali dalam hidup saya, bukan terlalu melebih-lebihkan karena memang luar biasa, jarang menemukan kegiatan yang diikuti 5000 Mahasiswa sekaligus kemudian melakukan konvoi dijalanan dan kegiatannya adalah menanam bibit padi yang tidak semua orang pernah alami.
© Ilmu Fajar is powered by Blogger - Template designed by Stramaxon - Best SEO Template