Posted by Ilmu Fajar at 22.33
Read our previous post
Beberapa hari yang lalu media sosial dan beberapa stasiun televisi diramaikan oleh pemberitaan adanya seorang Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang meniup peluit kemudian mengangkat buku kuning dihadapan Presiden Joko Widodo dan seluruh Civitas Akademika UI pada acara Dies Natalis UI Ke-68.
Sebelum saya mengemukakan pendapat, saya ingin menegaskan kalau postingan ini tidak ada niatan untuk menjudge salah satu pihak entah itu pro maupun kontra karena pendapat masing-masing manusia selalu berbeda.
Kalau menurut saya dilihat dari sudut pandang kedua belah pihak sama-sama patut di apresiasi. Yang pertama adalah sudut pandang Mahasiswa UI yang tidak lain adalah Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa. Melakukan 'Keberanian' Meniup Peluit dan mengangkat Buku berwarna kuning sebagai simbol Kartu Kuning terhadap pemerintahan Jokowi saat ini.
Alasan dia melakukan hal tersebut setelah saya kaji beberapa informasi adalah karena ketidakpastian bertemu langsung dengan Presiden, sebelumnya sudah ada dijanjikan bakal ada diskusi 2 arah antara Presiden dengan pihak BEM UI. Namun sampai kegiatan berlangsung tidak ada kejelasan apakah pertemuan itu bisa terlaksana, maka dari itu dia memberanikan diri untuk mengasih kartu kuning usai pidato presiden.
Keberanian dia patut di apresiasi, mahasiswa sebagai tombak perjuangan rakyat harus berjuang mengkritisi kebijakan - kebijakan saat ini dan melakukan usaha nyata terhadap pemerintah. Karena kartu kuning itu sudah mewakili/melambangkan apa yang akan dia bahas dengan presiden. Aksi yang dia lakukan sebenarnya jelas menjadi pusat perhatian semua orang. Saya yakin dia sudah mempersiapkan kejadian ini matang - matang, karena akan berdampak langsung kepada dirinya, keluarga maupun almamater tempat dia berkuliah.
Dalam sudut pandang kejadian, Paspampres sudah melakukan hal yang benar, yaitu melakukan pengamanan kepada mahasiswa dengan cara mendorong 'santai'. Kalau saja Paspampres langsung menangkap atau mendorong dengan fisik tentu beritanya akan beda, demo dimana-mana karena secara langsung menggambarkan hak mahasiswa dibungkam. Apalagi kalau sampai ada sniper yang menembak dan itu saya rasa mustahil.
Jadi Stop! Postingan - postingan lebay yang dielu-elukan netizen sebagai bentuk apresiasi, berani mati untuk mengangkat kartu kuning katanya.. cuman Paspampres bodoh yang akan melakukan hal seperti itu, karena saya yakin Paspampres sudah diajarkan bagaimana mengamankan suatu situasi atau kondisi apapun. Aksi tersebut bukanlah aksi yang membahayakan Presiden maupun orang lain disekitarnya.
Yang Kedua adalah dari sudut pandang Pemerintah, setelah aksi itu Jokowi tak mempermasalahkan. Melalui Jubir Presiden, mengatakan bahwa Presiden tidak tersinggung terhadap kejadian yang dia lihat secara langsung. Coba kalau di luar negeri kejadian kayak gitu bisa diadili atau mungkin lebih buruk lagi. Tapi ini hanya dikembalikan kepada pihak kampus, hanya diamankan tidak ditangkap.
Besoknya kalau tidak salah Presiden diwawancarai saat menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh salah satu partai politik. Jokowi menilai aksi tersebut adalah aksi yang memang biasa dilakukan oleh aktivis Mahasiswa dan berterima kasih telah diingatkan bahwa kinerjanya dinilai masih kurang. Malah ingin mengirim Ketua BEM UI beserta Anggotanya ke Asmat untuk melihat langsung bagaimana proses kinerja pemerintahan Jokowi terhadap memajukan perekonomian yang ada di Papua sana.
Sekarang yang ingin saya kritisi adalah apa TUJUAN Anda sebagai Ketua BEM UI melakukan hal tersebut? Dari beberapa sudut pandang sudah saya pikirkan.
Pertama! Ingin mengingatkan pemerintah Jokowi bahwa kebijakan yang ada saat ini sudah dalam tahap 'hati-hati'. Kebijakan Perekonomian yang masih kurang dalam janji-janji kampanye nya.
Kedua! Ingin viral, ketika seseorang melakukan hal yang anti mainstream apalagi didepan orang nomor satu di Indonesia akan menjadikan dirinya diperbincangkan netizen tingkat nasional bahkan internasional. Viral sekarang sudah menjadi hal yang tak dapat dihiraukan lagi, ketika seseorang telah kehilangan barang atau orang dia akan langsung membuat suatu postingan di media sosial bukannya lapor Polisi. Kontroversial yang dilakukan beberapa artis maupun tokoh masyarakat akan lebih terkenal dengan cara viral yang menimbulkan wacana-wacana yang ada di kalangan masyarakat. Viral dapat membantu sebuah kepentingan menjadi lebih efektif (Menurut Saya).
Ketiga! Karena anda sudah memiliki rasa benci untuk mengkritisi seseorang. Sebesar apapun kajian atau aksi anda terhadap pemerintah, usahakan itu kritikan yang membangun bukan kritikan yang menjatuhkan. Seolah-olah anda ingin mempermalukan Presiden dihadapan semuanya. Kritik pun ada adab dan etikanya.
Keempat! Hal terakhir ini saya akui kurang kajian yang mendalam maka dari itu saya hanya menerka bahwa anda terlibat dalam salah satu partai politik dan bekas pengurus organisasi mahasiswa yang sudah dibekukan pemerintah karena anti Pancasila. Kabar ini menyeruak diberbagai postingan netizen di media sosial yang menyerang anda. Namun saya tidak dapat menjadikan ini sebagai opsi TUJUAN karena saya tidak ingin berburuk sangka kepada anda. Mempercayai netizen di media sosial tanpa kajian itu adalah kesalahan yang besar.
Dari keempat TUJUAN yang saya paparkan, saya yakin salah satunya adalah menjadi TUJUAN anda melakukan aksi tersebut. Khusus untuk opsi Pertama! Jika anda benar-benar ingin mengkritisi pemerintahan saat ini. Seharusnya anda mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang sudah menerima masukan Anda dan menolak secara halus tawaran beliau untuk mengirim Ketua BEM UI dan jajarannya ke Asmat.
Hal yang saya Kritisi terakhir adalah "Ya, kami akan berangkat pakai cara kami sendiri, pakai uang kami sendiri, nggak pakai uang pemerintah" kata-kata itu yang mungkin di garis bawahi pada pemberitaan Line Today yang saya kaji.
Pertanyaan saya mudah, Apakah niat anda ke Asmat memang benar-benar tulus dan sudah menyiapkan cara untuk berangkat ke Asmat.. sudah dipikirkan sebelumnya? Sebelum aksi yang anda lakukan kemarin?
Kalau jawabannya Iya, saya salut dengan anda, tak hanya berani mengkritik pemerintah dengan memberikan kartu kuning tapi juga ada rencana nyata untuk membantu rakyat Indonesia di Asmat
Kalau jawabannya bukan iya, saya yakin jatuhnya akan ke opsi TUJUAN Kedua, yaitu dengan cara viral anda bisa menghimpun dana untuk bisa berangkat kesana atau jatuh di opsi ke TUJUAN Ketiga yaitu benci dengan pemerintah atau gengsi berangkat ke Asmat dibiayai pemerintah, dan seolah-olah lebih hebat kalau menghimpun dana sendiri.
Harapan saya untuk Zaadit Taqwa, anda memang memakai TUJUAN opsi Pertama, dan berangkat ke Asmat untuk menolong Rakyat Indonesia yang sedang mengalami gizi buruk bukan karena semata-mata gengsi terhadap tawaran Jokowi yang menawarkan keberangkatan anda ke Asmat.
Hidup Mahasiswa!!
*Gambar - Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar