Posted by Ilmu Fajar at 23.40
Read our previous post
Akhir - akhir ini banyak perseteruan antara Taksi Konvensional dan Taksi Online. Taksi yang beroperasi dengan cara offline berdemo di depan balai kota Banjarmasin beberapa hari yang lalu. Dan hasilnya Wakil Walikota Banjarmasin memutuskan untuk melarang Taksi Online beroperasi sampai bulan Februari untuk menunggu adanya peraturan gubernur (pergub) keluar.
Tadi Malam, Jumat (11/1/2018) saya sepulang dari bioskop setelah menonton Ayat - Ayat Cinta 2 di Duta Mall Banjarmasin, saya mengalami serangan panik. Serangan ini memang riwayat penyakit saya dan masih melakukan rawat jalan sejak Desember 2017 yang lalu dengan dr. DR. Sherly Limantara, S.KJ. Kenapa saya jadi kena riwayat penyakit ini? Dikarenakan kejadian yang tidak bisa saya ceritakan di Media Sosial sewaktu Praktek Mengajar (PPL) di sebuah sekolah menengah kejuruan di Banjarmasin untuk memenuhi syarat kelulusan di Universitas Lambung Mangkurat yang memicu penyakit saya.
Memang riwayat penyakit ini bisa kambuh kapan saja dan dimana saja, setelah saya sampai di kost saya langsung meminum obat yang diberikan dokter saat adanya serangan. Tak juga membantu pukul 00:20 WITA saya langsung memutuskan untuk pulang ke rumah, Martapura tepatnya.
Saya langsung bingung bagaimana caranya untuk pulang ke rumah pada waktu yang bisa dikatakan sudah tengah malam tersebut. Saya pernah melihat berita di halaman website Banjarmasin Post bahwa taksi online sudah dilarang beroperasi, tak pikir panjang saya coba pesan.. kali aja masih beroperasi. Dan Syukur Alhamdulillah ada yang mengkonfirmasi pesanan saya tersebut.
Saya langsung bilang ke Mas Grab nya bahwa ini lagi darurat mas harus pulang ke Martapura, dan beliau langsung meluncur ke Kost Saya yang berada di Flamboyan IV Kayu Tangi Banjarmasin. Tak berapa lama Mobil Honda Jazz tiba di depan Kost Oreenz, kost yang saya tempati.
Dalam perjalanan ke Martapura serangan yang saya alami mulai membaik, taksi online yang saya tumpangi melaju cepat karena beliau bertanya dengan saya, kenapa jadi ke Martapura malam-malam, dan saya menjawab sedang mengalami serangan. Tak lama sekitar 45 menit, saya sampai di Rumah, saya memberikan bayaran lebih kepada beliau karena saya sangat bersyukur ada transportasi yang dapat mengantar saya ke rumah pada waktu tengah malam.
Sesampainya di rumah, serangan langsung sembuh karena sugestinya ketika bertemu dengan orang tua saya merasa aman. Setelah saya tertidur dan terbangun pada pagi ini, saya menghayal bagaimana kalau malam tadi itu gak ada yang bisa mengantar ke rumah. Karena saya sendiri di Kost tinggal sendirian. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bagaimana? Karena saya sendiri adalah tipe orang yang tidak mau merepotkan orang lain.
Dari kisah saya ini mungkin dapat disimpulkan bahwa Taksi Online memang sangat diperlukan pada Zaman Now. Jika taksi online dilarang beroperasi, apakah dapat menjamin penumpang yang sebelumnya naik taksi online akan berpindah ke taksi konvensional? Karena banyak komentar netizen di beberapa media sosial yang mengatakan "Rezeki Sudah Ada yang Ngatur". Apakah taksi konvensional dapat menolong saya pada tadi malam? Tengah malam? Secepat itu?
Mungkin yang membaca postingan saya ini akan berkata bahwa saya Pro Taksi Online dan Kontra dengan Taksi Konvensional. Saya paham betul kenapa taksi konvensional menolak adanya taksi online karena sangat mempengaruhi pendapatan perharinya. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kembali ke "KONSUMEN".
Konsumen lah yang berhak menentukan dia mau naik transportasi apa. Saya yakin anda yang kontra dengan taksi online, karena anda membayangkan nasib keluarga taksi konvensional. Bagaimana keadaan anaknya jika penghasilan berkurang dan harga kebutuhan semakin meningkat. Saya tahu rasanya seperti apa karena pernah naik taksi konvensional dan berbincang - bincang dengan sang sopir.
Zaman sudah berubah, pemerintah harus memberikan solusi agar semua pihak seperti Taksi Konvensional, Taksi Online, dan Masyarakat (Konsumen) tidak ada yang dirugikan. Kita pun sebagai Mahasiswa harus berpartisipasi dalam mencari jalan keluar. Saya berharap agar pemerintah dapat mengkaji kembali tentang pelarangan Taksi Online di Kota Banjarmasin, karena yang membutuhkan adalah Masyarakat!
Hidup Mahasiswa!!
Gambar - Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar